REVIEW BUKU MAHASISWA 1/2 DEWA (Bagian 2)

Judul                    : MAHASISWA ½ DEWA

Pengarang            : Martga Bella Rahimi, S.Ked.

Penerbit                : PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO

Kota Terbit          : Jakarta

Cetakan                : Juni 2015

Tebal Buku           : 154 Halaman

Review                  :

Sesuai dengan judulnya, buku Mahasiswa ½ Dewa ini pastinya diperuntukkan bagi para mahasiswa seperti kita. Pada buku bagian 1 sebelumnya, Martga Bella Rahimi lebih menceritakan pengalaman pribadinya mengenai bagaimana dia mewujudkan impian untuk kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Bagaimana perjuangan untuk masuk ke kampus impiannya tersebut yang bahkan bisa mendapatkan beasiswa penuh tersebut sangat ringan untuk dinikmati dari pertama hingga akhir sehingga memungkinkan para mahasiswa yang membacanya menjadi termotivasi karenanya.

Buku Mahasiswa ½ Dewa bagian 2 yang dikarang oleh Martga Bella Rahimi atau yang akrab dipanggil dengan nama Mimi ini terdiri dari 7 babak utama dan 1 babak bonus. Buku ini sengaja didesain untuk para mahasiswa yang sekedar ingin mewujudkan target, tapi juga mau mewujudkannya menjadi nyata. Mimi menyederhanakan buku ini menjadi 3 kata, yaitu IPK yang terdiri atas imagine, plan, dan kinetic. Dimana nantinya ketika mahasiswa melakukan ketiga hal tersebut dalam segala hal, maka apapun yang mereka mau akan tercapai.

Buku ini mengantarkan kita yang ingin meraih mimpi kita agar menjadi kenyataan dengan mencari “Sayap Dewa. Dimana pencarian tersebut haruslah menempuh 7 babak yang urut dan pastinya saling berkaitan satu sama lain. Bagi siapapun yang serius ingin mewujudkan mimpi, hendaklah mempersiapkan peta dan kompas untuk menempuh lorong waktu. Tak lupa untuk mengenakan sepatu baja, tameng, dan baju zirah. Tak hanya itu, harus memastikan juga untuk membawa pedang sakti dan koin emas untuk bertahan hidup.

Dalam buku ini, peta dan kompas merupakan dua bekal penting sebelum memulai perjalanan dan merupakan awal perjalanan yang bakal menentukan kemana tujuannya. Karenanya, siapapun yang berjuang untuk meraih mimpi perlu punya peta-yaitu hasrat terbesar dan terdalam kita-dan kompas agar tahu posisi saat ini, tujuan, hal-hal yang dapat membantu untuk sampai lebih cepat dan selamat ke tujuan, rencana yang dibutuhkan, serta keyakinan bahwa siapapun yang berjuang akan sampai ke tempat yang ingin dituju.

Lorong waktu merupakan hal yang terpenting lainnya yang harus ditaklukkan dimana dalam Mimi menjelaskan beberapa cara kita agar pandai memilah dan memilih semua pekerjaan agar waktu yang digunakan bisa efektif dan juga efisien. Mengenai penampilan diibaratkan dengan baju zirah dan pusaka, dimana kedua hal tersebut menjadi kunci bagaimana orang yang baru tahu atau sekedar kenal dengan kita dapat memberikan berbagai persepsi yang berbeda-beda, karena dapat menggambarkan sedikit siapa diri kita. Menurut Mimi hal terpenting dari penampilan sebenarnya sangat sederhana, yaitu berdiri, berjalan dan tersenyum. Tak hanya itu, beberapa hal yang harus diperhatikan seperti bau badan,  penampilan wajah, dan jenis pakaian juga dapat menunjang penampilan kita.

Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain dan meningkatkan kepercayaan diri dalam berbicara di depan publik, serta pembuktian bahwa segala masukan negatif yang didapatkan dari orang lain lalu diubah menjadi dendam positif diibaratkan sebagai sepatu baja dan tameng. Tak hanya itu, pedang sakti dan koin emas yang merupakan kiasan dari segala usaha yang dilakukan untuk mendapatkan penghasilan tambahan secara mandiri dan yang pasti didapatkan dengan cara yang halal, merupakan hal terpenting berikutnya. Dalam babak ini, Mimi mengatakan bahwa tantangan terbesarnya adalah melawan gengsi.

Setelah menerima tantangan dari babak-babak sebelumnya dan telah mendapatkan berbagai bekal, tibalah suatu saat nanti kita pasti akan merasakan tajamnya kerikil dan dahsyatnya hujan badai. Sama seperti yang pernah dialui dan dirasakan oleh Mimi, dia mendapati kesakitan yang bertubi-tubi meskipun dia hendak akan melakukan perjalanan pertamanya untuk meraih mimpinya menjadi seorang dokter. Namun, segala kesakitan tersebut takkan mengalahkan Mimi begitu mudahnya karena Mimi tak sendirian. Dengan segala bekal dan dukungan yang telah diterimanya, serta karena Mimi sudah bisa berkawan dengan para dewa, Mimi dapat meraih mimpinya yang semula hanya sebuah angan belaka.

Masih banyak coretan Mimi dalam buku ini yang nantinya membuat kita lebih tergerak lagi sebagai sesosok Mahasiswa untuk bisa mengikuti jejak Mimi dan orang-orang sukses lainnya, serta menjadi Mahasiswa Setengah Dewa dalam waktu dekat ini.